
Menurut ilmuan, bakteri itu meningkat dua kali lipat potensi listrik yang dihasilkan dari pada pembangkit listrik bakteri lain. Mereka percaya bahwa merka dapat dipanen dan digunakan untuk menjadi sumber energi listrik di negara-negara berkembang.
Organisme tersebut dapat menghasilakan karbon dioksida, proton, dan elektron ketika disimpan dalam larutan tanpa oksigen. Lalu elektron yang dibentuk akan dibebaskan sehingga berubah menjadi anoda yang bermuatan negatif sedangkan proton membuat katoda bermuatan positif. Sehingga proses ini dapat menghasilkan dua tenaga yang diperlukan untuk menimbulkan arus listrik.
"Apa yang kita lakukan adalah sengaja memanipulasi campuran mikroba untuk merancang sebuah biofilm yang lebih efisien dalam menghasilkan listrik," terang Grant Burgess, profesor Marine Biotechnology di Newcastle University.
(gambar bakteri Bacillus stratosphericus yang hidp di atmosfer)
"Ini adalah pertama kalinya mikroba secara individu dipelajari dan dipilih dengan cara seperti ini. Menemukan Bacillus stratosphericus adalah hal yang cukup mengejutkan, namun hal itu menunjukkan potensi yang dimiliki teknik ini untuk masa depan. Di luar sana ada miliaran mikroba yang berpotensi untuk menghasilkan tenaga," tambahnya.
Dengsn menyeleksi spesies terbaik dari bakteri tersebut, para ilmuan mampu menciptakan biofilm buatan, dengan menggandakan output listrik sel bahan bakar mikroba dari 105 watt per meter kubik menjadi 200 watt per meter kubik. (Aziz)
0 komentar:
Posting Komentar
TINGGALKAN SEBUAH KOMENTAR